5:19 PM Rusia Prediksi Harga Besi 2018 Turun 20% | |
Australia memprediksi harga besi rata-rata USD51, 50 per ton th. ini, turun 20% dari 2017, karna meningkatnya supply global serta keinginan moderat dari importir paling utama China lantara bidang bajanya berkurang. Seperti diambil dari Reuters, Senin (8/1/2018), projectsi pemerintah tidak cocok dengan sebagian perkiraan swasta, dimana UBS serta Citi memprediksi ukuran besi hollow dan harga bijih besi sekitaran USD64 per ton pada 2018, nyaris mendatar dari 2017 yang sebesar USD64, 30 per ton. Harga bijih besi di pasar spot sekarang ini sekitaran USD75 per ton, paling akhir diperjualbelikan dibawah level USD52 per ton pada Juni 2017. Tetapi, analis Departemen Perindustrian, Inovasi serta Sains serta analis daya David Thurtell menunjuk pada kontraksi yang diinginkan di industri baja China. ” Kami masih tetap nyaman dengan perkiraan harga besi galvanis kami, ” ucapnya. Tiga perusahaan pertambangan tertinggi didunia, BHP Billiton Limited (BHP. AX), BHP Billiton plc (BLT. L), serta Vale (VALE3. SA) begitu tergantung pada penjualan bijih besi untuk beberapa besar pendapatan mereka. Meksipun usaha untuk lakukan diversifikasi semakin banyak ke bahan baku industri yang lain, seperti tembaga, aluminium serta batu bara. Vale yang berbasiskan di Brazil merencanakan untuk manaikkan export bijih besi 7% pada 2018 jadi 390 juta ton. Di Australia, Rio Tinto serta BHP, dengan Fortescue Metals Group (FMG. AX) juga akan memberikan kemampuan baru sekitaran 170 juta ton sepanjang satu tahun lebih ke depan. info terkait : kolom praktis jadi Perkiraan penurunan harga juga akan berlanjut hingga 2019, saat bahan baku pembuatan baja rata-rata cuma USD49 per ton. Hal semacam ini seperti disebutkan departemen setempat dalam makalah prospek komoditas paling barunya. ” Harga bijih besi diprediksikan juga akan alami sebagian volatilitas yang tengah berjalan dimuka 2018, karna pasar merespons ketidakpastian tentang efek pembatasan produksi musim dingin pada keinginan bijih besi, ” katanya. Harga yang lebih rendah juga akan mencerminkan meningkatnya supply dari produsen memiliki biaya rendah serta keinginan moderat dari China. China tengah dalam sistem penutupan penuaan, pabrik baja berpolusi tinggi serta tungku induksi untuk mengekang keunggulan kemampuan di bidang ini. Presiden China Xi Jinping menyebutkan, pada Oktober kalau memerangi polusi yaitu satu diantara pekerjaan paling utama negara itu hingga 2020. Export gas alam cair (LNG) Australia diprediksikan juga akan bertambah jadi 76, 5 juta ton pada akhir th. sampai Juni 2019, dari perkiraan 63 juta ton untuk th. fiskal 2017/2018 serta 52 juta ton th. kemarin. Untuk periode 2016/2017 serta 2018/2019, LNG mesti memberikan 14 miliar dolar Australia (USD11 miliar) untuk pendapatan export Australia. Sesaat, bijih besi diprediksikan juga akan kurangi 10 miliar dolar Australia, menurut departemen itu. Pergeseran itu ikuti pembangunan project gas baru seharga USD180 miliar. Kenaikan pendapatan LNG juga akan di dukung karna tiga project yang tersisa dalam pembangunan menjangkau langkah mereka. Ini yaitu project Wheatstone Chevron Corp (CVX. N), Inpex Corp’s (1605. T) Ichthys serta Royal Dutch Shell’s (RDSa. L) Prelude. Harga untuk batu bara kokas, bahan pembuatan baja kunci yang lain, diprediksikan oleh departemen juga akan melayang-layang lebih rendah sepanjang 18 bln. ke depan dari harga patokan kuartal lantas sebesar USD192 per ton karna kenaikan supply lebih dari keinginan offset. Hal semacam ini juga menginginkan harga batu bara termal mereda sampai 2018 serta awal 2019, dengan harga spot Newcastle diprediksikan turun 12% jadi rata-rata USD77 per ton pada 2018, serta 6% pada 2019 jadi USD70 per ton. | |
|
Total comments: 0 | |