12:04 PM Harga Besi Beton Dikabarkan Mengalami Kenaikan Yang Tidak Signifikan | |
Harga besi serta baja didalam negeri diprediksikan selekasnya naik berkaitan masih tetap melemahnya nilai ganti rupiah pada dolar AS. Direktur Eksekutif The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Hidayat Triseputro menyebutkan, hingga sekarang ini material bahan baku industri besi beton serta baja didalam negeri beberapa besar mesti import, seperti billet serta slab. ” Berarti, harga bahan baku rawan pada perubahan nilai ganti, ” kata Hidayat di Jakarta, Kamis (16/1). Meski sekian, Hidayat meneruskan, aktor usaha besi serta baja tidak dapat asal-asalan menambah harga jual produknya. Aktor usaha didalam negeri mesti memerhatikan daya serap pasar industri domestik. Oleh karenanya, produsen besi serta baja nasional mesti menyiapkan program penjualan dalam periode panjang berkaitan keadaan trend menguatnya dolar AS. Diluar itu, kenaikan harga baja juga imbas kenaikan harga listrik serta gas alam, sekian waktu lalu. Menurut Hidayat, untuk menanggapi keadaan ini butuh dikerjakan kenaikan yang sifatnya gradual (bertahap). Sedang, di bagian supply di buat road map program periode panjang industri besi serta baja supaya seimbang dengan wiremesh m8 Dengan keadaan sekarang ini, langkah terbaik industri baja didalam negeri yaitu selalu memonitor keadaan nilai ganti seraya mempersiapkan program penyesuaian harga jual dalam periode panjang. Namun, keadaan industri besi serta baja di Indonesia sesungguhnya juga dihadapi beberapa negara. ” Mereka juga tidak dapat mengalihkan ke pasar export mengingat daya daya serap pasar internasional juga terbatas, ” tutur Hidayat. Petinggi di Platts SBB serta The Steel Index menyebutkan, trend kenaikan harga besi serta baja telah tampak mulai sejak awal Desember 2013 hingga Januari 2014. Kenaikannya sekitar pada 10 % hingga 15 %. Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana Wirakusumah menyebutkan, harga besi serta baja benar-benar sangat erat hubungannya dengan perubahan nilai ganti rupiah (kurs). Hal tersebut berlangsung mengingat bahan baku (bahan mentah) masih tetap mesti di-import. Bahkan juga, gas jadi bahan pembuat besi atau baja yang dibeli didalam negeri mesti dibayar dengan dolar AS lalu baja skrap (besi tua) harus juga import serta dibayar dengan dolar AS berbeda dengan harga akrilic yang terus turun. Menurut dia, sekarang ini dunia tengah keunggulan supply baja. Oleh karena itu, industri baja nasional dalam kondisi susah. Di satu bagian, harga barang relatif turun, namun bahan baku bertambah karna perubahan kurs. | |
|
Total comments: 0 | |