Minggu terus Bazaar dengan cara eksklusif dibawa merek fashion Gucci mendatangi Shanghai buat mengunjungi acara pembukaan art exhibition bertema The Art Is Present. Buat pameran seni kesempatan ini Alessandro Michele membawa seniman, Maurizio Cattelan, yang didaulat jadi sang kurator. 

Maurizo sendiri diketahui jadi art scene's joker dikarenakan semua karyanya senantiasa penuh humor, serta dia pun kerapkali menuntut makna orisinalitas. Menurut dia orisinalitas tak berlangsung dengan sendirinya, itu merupakan evolusi dari karya-karya yg udah dibuat awal kalinya. " Originality is about your capacity to add, " kata Maurizio dalam interview (terkait narasi dibalik pembuatan pameran) dengan Bazaar yang bisa Anda baca di majalah Harper's Bazaar Indonesia edisi Oktober 2018. 

Saat ini waktunya kita bicara terkait pameran yg sangat ditunggu-tunggu! Bagaimana tak apabila dari beberapa hari sebelum pameran ini sah di buka, Gucci seakan membujuk penyinta seni dengan bikin Gucci Art Wall di sudut-sudut kota besar di berapa dunia, seperti di London, New York, sampai Milan. 

Poster The Art Is Present versus Maurizio yg nyata-nyatanya jelas-jelas mencontoh rencana poster ekshibisi seniman Marina Abrmamovic (dengan judul yg sama) , terpampang jelas diatas tembok gedung dengan ukuran raksasa. Serta poster itu dilukis langsung dengan cara manual. 

Baca Juga: harga besi beton 

Bazaar pernah berkunjung menyaksikan #GucciArtWall di Shanghai yg bertempat di daerah Fengsheng-Li. Tetapi gambar yg terpampang kesempatan ini merupakan panorama di Los Angeles komplet dengan tulisan ikonis Hollywood. Gambar ini seperti mau memberikan kalau Anda tak usah jauh-jauh ada ke Los Angeles buat sekadar berfoto dengan latar belakang Hollywood sign. 

Artikel Terkait: baja ringan 

Bicara terkait ekshibisi sinergi pada fashion serta seni ini, Alessandro serta Maurizio menentukan kota Shanghai, kota metropolis di China yg dirasakan sesuai rencana " the kopi is the original " . Ya, rencana " mencontoh " atau " menyalin " menurut Maurizio ada hubungan dengan transmisi serta membaurnya pengetahuan, baik buat warga sekarang atau yg belum juga lahir. 

Misalnya disaat era Romawi antik tak berhenti meng-copy patung-patung classic Yunani, lantaran mereka mau banyak orang, dimulai dari senator hingga cerdas besi, bisa mengaguminya. 

Tetapi saat ini, di saat moderen, kita malahan berhadap-hadapan dengan situasi punya pribadi serta hak cipta yg udah berubah menjadi prinsip utama buat menantang ideologi beda, hingga kita jadi tidak sukses menemukannya nilai dari perbuatan " menyalin " itu.