3:15 AM Kontraktor Terkendala Mobilisasi Material | |
Dirjen Penyediaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) merealisasikan pembangunan rumah susun (rusun) sewa tahun ini. Baca Juga: harga bata ringan Rusun yang diperuntukkan bagi pegawai dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) itu dilaksanakan Kemen-PUPR satu paket kegiatan terdiri lima provinsi se-Kalimantan. Total anggaran untuk kegiatan di seluruh Kalimantan sekira Rp 160 miliar. Yaitu Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara). Artikel Terkait: harga batu bata Total bangun di lima provinsi sebanyak 10 unit gedung. Dua di antaranya di Provinsi Kaltara yaitu satu unit gedung tiga lantai di Jalan Jalarai Raya dan satu unit gedung tiga lantai di Jalan Sengkawit, Tanjung Selor. Pembangunan di Jalan Jalarai disiapkan untuk pegawai dan Jalan Sengkawit untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Perwakilan PT Nindya Karya, pelaksana proyek rusun Jalan Jalarai Rudi mengatakan, sejatinya di Kaltara ada tiga lokasi pembangunan rusun. Dua di Tanjung Selor dan satu Tarakan. "Tapi yang harusnya di Tarakan dipindahkan ke Penajam Paser Utara. Karena mereka minta, maka dialihkan lah ke sana (PPU)," jelas Rudi kepada Radar Kaltara, Jumat (19/10). Disinggung nominal anggaran yang dialokasikan APBN 2018 untuk proyek yang dikerjakan PT Nindya Karya tersebut, Rudi tidak mengetahuinya. Tidak hanya itu papan proyek pun tidak tertera besaran nilai kontrak. Papan informasi yang terpasang di depan bangunan itu hanya tertulis jika sumber anggaran dari APBN. Selain itu, ada tanggal kontrak mulai Mei 2018 dan masa kontrak selama 230 hari serta masa pemeliharaan 360 hari. "Anggaran gedung ini saya tidak tahu. Kalau total semua 10 gedung se- Kalimantan Rp 160 miliar," tegas Rudi. Sementara mengenai progres, menurutnya per 12 Oktober lalu sudah mencapai 59 persen. Pekerjaan diyakini dapat terkejar atau rampung hingga habisnya masa kontrak pada Desember mendatang. "Bisa saja kejar targetnya. Kan 59 persen itu per 12 Oktober kemarin," imbuhnya. Diakuinya, sejumlah meterial yang dibutuhkan harua didatangkan dari luar Kaltara bahkan dari pulau jawa cukup jadi kendala upaya percepatan. Ia mencotohkan, salah satu material yang didatangkan dari luar Kaltara yaitu dari pulau Jawa atau Surabaya adalah hebel (bata ringan). "Mobilisasinya lama. Dari Surabaya transit di Balikpapan lalu ke Berau lewat muara lagi. Sampai tiga minggu nunggunya. Kalau yang lain aman saja," ucap dia. Kemudian yang terbaru datang yaitu mekanikal dan elektrikal (ME). Sementara keperluan lain seperti pipa, beton, pasir, batu pecah didapatkan dari Bulungan. Sedangkan semen didatangkan dari Berau, Kaltim. "Kendala lain faktor cuaca pengaruh sekali saat lansir material. Makanya kami kejar pemasangan atap," pungkasnya. Sementara itu, untuk rusun MBR Jalan Sengkawit, Kemen-PUPR mengalokasikan anggaran sekira Rp 12 miliar lebih. Proyek dengan tanggal kontrak kerja 3 April 2018 akan dikerjakan 239 hari kelender oleh PT. Muliaprima Persada. | |
|
Total comments: 0 | |